Rabu, 29 Januari 2020

Profil Penulis


PROFIL PENULIS


Nama     : Muhammad Rizqi

Ttl          : Jakarta, 05 oktober 2003

Alamat   : Kp.citayam Rt 02/03, Desa Ragajaya, kecamatan Bojong Gede

Hobi       : Bermain Sepak Bola

No Hp    : 08987762273

E-mail    : m.rizqi159@gmail.com

Sekolah  : SMK NUSANTARA





Rabu, 22 Januari 2020

Lirik sholawat Man ana




Man ana man ana, man ana laulaakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum
Man ana man ana, man ana laulaakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum

Laa wa man fiil mahabbah ‘alayya wulaakum
Antum antum muroodii wa antum qoshdii
Laisa ahadun fiil mahabbati siwaakum ‘indii


Man ana man ana, man ana laulaakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum
Man ana man ana, man ana laulaakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum


Kullamaa zaadanii fii hawaakum wajdii
Qultu yaa saadatii muhjatii tafdaakum
Lau qotho’tum wariidii bihaddi maadlii
Qultu wallaahi ana fii hawaakum roodlii


Man ana man ana, man ana laulaakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum
Man ana man ana, man ana laulaakum
Kaifa maa hubbukum kaifa maa ahwaakum






Rabu, 15 Januari 2020

Sejarah Perkembangan hadroh Di Indonesia


Hadrah atau lebih populer dengan sebutan terbangan perkembangannya tak lepas dari sejarah dakwah Islam. Seni ini memiliki semangat cinta kepada Allah dan Rasul-Nya.
Tidak ada yang tahu secara persis, kapan datangnya musik hadrah di Indomesia. Namun hadrah atau yang lebih populer dengan musik terbangan (rebana bahasa jawa) tersebut tak lepas dari sejarah perkembangan dakwah Islam para Wali Songo.
Dari beberapa sumber menyebutkan bahwa pada setiap tahun di serambi Masjid Agung Demak, Jawa Tengah diadakan perayaan Maulid Nabi yang diramaikan dengan rebana. Para Wali songo menggadopsi rebana dari Hadrolmaut sebagai kebiasaan seni musik untuk dijadikan media berdakwah di Indonesia.
Menurut keterangan ulama besar Palembang Al Habib Umar Bin Thoha Bin Shahab, adalah Al Imam Ahmad Al Muhajir (kakek dari Wali Songo kecuali Sunan Kalijaga), ketika hijrah ke Yaman ( Hadrolmaut ) bertemu dengan salah satu pengikut tariqah sufi (darwisy) yang sedang asyik memainkan hadrah (rebana) serta mengucapkan syair pujian kepada Allah dan Rasul-Nya. Dengan pertemuan itu mereka bersahabat. Setiap Imam Muhajir mengadakan majelis maka disertakan darwisy tersebut, hingga keturunan dari Imam Muhajir tetap menggunakan hadrah disaat mengadakan suatu majelis.
Hadrah selalu menyemarakkan acara-acara Islam seperti peringatan Maulid Nabi, tabligh akbar, perayaan tahun baru hijriyah, dan peringatan hari-hari besar Islam lainnya. Sampai saat ini hadrah telah berkembang pesat di masyarakat Indonesia sebagai musik yang mengiringi pesta pernikahan, sunatan, kelahiran bayi, acara festival seni musik Islami dan dalam kegiatan ekstrakulikuler di sekolahan, pesantren, remaja masjid dan majelis taklim.
Makna hadrah dari segi bahasa diambil dari kalimat bahasa Arab yakni hadhoro atau yuhdhiru atau hadhron atau hadhrotan yang berarti kehadiran. Namun kebanyakan hadrah diartikan sebagai irama yang dihasilkan oleh bunyi rebana. Dari segi istilah atau definisi, hadrah menurut tasawuf adalah suatu metode yang bermanfaat untuk membuka jalan masuk ke ‘hati’, karena orang yang melakukan hadrah dengan benar terangkat kesadarannya akan kehadiran Allah dan Rasul-Nya.
Syair-syair Islami yang dibawakan saat bermain hardah mengandung ungkapan pujian dan keteladanan sifat Allah dan Rasulullah SAW yang agung. Dengan demikian akan membawa dampak kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Para sufi yang biasanya melibatkan seruan atas sifat – sifat Allah yang Maha Hidup (Al-Hayyu), melakukannya sambil berdiri, berirama dan melantunkan bait-bait pujian atas baginda Nabi Muhammad SAW.


Picture : Team Hadroh Al-Ittihadul Islami-Citayam